Minggu, 05 Februari 2012

Materi Tajwid : Hukum Bacaan Mad


Materi Tajwid : Hukum Bacaan Mad

Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang membaca AlQuran dengan baik (sesuai dengan Ilmu Tajwid) itu hukumnya fardu ain. 

A. Pengertian Bacaan Mad
 
Dari segi bahasa, mad artinya panjang. Dalam ilmu tajwid, mad berarti memanjangkan bunyi huruf hijaiah karena adanya pertemuan antara. Huruf hijaiah yang berharakat fatbah bertemu dengan alif ( ﺍ ) mati, huruf hijaiah yang berharakat dlomah bertemu dengan wau ( ﻭ ) mati, dan huruf hijaiah yang berharakat kasrah berhadapan dengan huruf ya’( ﻲ ) mati jadi huruf mad ada tiga, yaitu: ﺍ , ﻭ , dan ﻲ
 
Contoh:
Tertulis
Dibaca
عَذَابٌ
اَلنَّاسُ
’a dzaa bun
an naa su
يَجْعَلُوْن
نُوْرٌ
Yaj ’aluu na
Nuu run
قَدِيْرٌ
اَلَّذِيْنَ
Qa dii run
Alla dzii na

B. MACAM-MACAM BACAAN MAD ( clip_image012

Pada dasarnya bacaan mad terbagi menjadi dua, yaitu: Mad Tabi’in Mad Fa r’i.

1.
Mad thobi’ie ( clip_image014)


Mad artinya panjang thobi’ie artinya biasa. Hukum bacaan disebut mad thobi’ie yaitu bila huruf yang dipanjangkan bunyi suaranya berupa:


a.
Huruf berharokah dlommah clip_image016sesudahnya terdapat huruf wawu sukun (clip_image018 )

b.
Huruf berharokah kasroh clip_image020sesudahnya terdapat huruf yaa’ sukun (clip_image022 )

c.
Huruf berharokah fatchah clip_image024sesudahnya terdapat huruf alif (clip_image026 )

Huruf-huruf clip_image027, clip_image022[1]dan clip_image026[1]disebut huruf mad. Sebagai contoh: clip_image029
Cara membacanya harus dipanjangkan satu alif atau dua harokah.

2.
Mad Far’i
Mad Far’i dari segi bahasa artinya adalah cabang atau bagian. Dikatakan. Mad Far’i, karena ini merupakan pengembangan dari Mad Tabi’i. Namun karena ada sebab tertentu, maka mad ini menjadi Mad Far’i.
Mad Far’i terbagi atas:

1)
Mad wajib muttasil ( clip_image031)


Wajib artinya harus. Muttasil artinya bersambung. Hukum bacaan disebut mad wajib muttasil adalah apabila ada mad thobi’ie bertemu dengan hamzah ) clip_image033( didalam satu kata. Cara membacanya wajib dipanjangkan sampai dua setengah alif atau lima harokah atau dua setengah kali panjang mad thobi’ie. Misalnya:
clip_image035clip_image037clip_image039clip_image041clip_image043clip_image045clip_image047clip_image049clip_image051clip_image053

2)
Mad Jaiz Munfashil ( clip_image055)


Jaiz artinya boleh. Munfashl artinya terpisah. Hukum bacaan disebut mad jaiz munfashil yaitu apabila mad thobi’ie berhadapan dengan hamzah ) clip_image033[1]( dilain perkataan. Cara membacanya lebih baik dipanjangkan seperti panjangnya mad wajib muttashil yaitu dua setengah alif atau lima harokah, tetapi juga boleh dipanjangkan seperti panjang bacaaan mad thobi’ie artinya hanya satu alif panjangnya. Contoh-contoh:
clip_image057clip_image059clip_image061-
clip_image063clip_image065clip_image067

3)
Mad Lazim Mutsaqqol Kilmi ( clip_image069)


Lazim artinya pasti. Mutsaqqol artinya diberatkan. Kilmi dari asal kata kalimah artinya kata. Hukum bacaaan disebut mad lazim mutsaqqol kilmi adalah apabila mad thobi’ie berhadapan dengan huruf yang bertasydid didalam satu perkataan. Membacanya harus dipanjangkan lebih dahulu baru ditasydidkan, dan panjangnya sampai enam harokah atau tiga alif atau tiga kali panjang mad thobi’ie, dengan tetap memperhatikan huruf rangkap yang ditandai dengan tasydid sesudah mad. Contoh-contoh:
clip_image071clip_image073clip_image075
clip_image077clip_image079clip_image081

4)
clip_image083
Mad lazim mukhoffaf kilmi ( )


Mukhoffaf artinya diringankan. Hukum bacaan disebut mad lazim mukhoffaf kilmi ialah bila mad thobi’ie bertemu dengan huruf yang berharokah sukun clip_image085tidak diakhir perkataan. Membacanmya dipanjangnya sampai tiga alif atau enam harokah atau seperti panjangnya mad lazim musaqqol kilmi. Hanya ada satu contoh: clip_image087

5)
Mad lain ( clip_image089)


Lein artinya lunak. Hukum bacaan disebut mad lein yaitu bila ada huruf mad, baik yang berupa wawu sukun (clip_image027[1] ) atau ya’ sukun (clip_image022[2]), huruf yang sebelumnya berharokah fatchah clip_image091. Membacanya dengan lunak dan lemas serta tidak boleh dipanjangkan. Contoh-contoh :
clip_image093clip_image095clip_image097clip_image099
clip_image101clip_image103clip_image105

6)
Mad ‘aridl lissukun ( clip_image107)


‘aridl artinya tiba-tiba ada. Sukun artinya mati. Hukum bacaan disebut mad ’aridl lissukun yaitu apabila ada mad thobi’ie atau mad lein sesudahnya ada waqof (tempat berhenti). Membacanya ada tiga cara:


a.
Dibaca panjang sampai tiga alif, enam harokah atau sama dengan panjang mad wajib muttashil. Ini yang lebih utama.

b.
Dibaca panjang sampai dua alif, empat harokah atau dua kali panjang mad thobi’ie. Ini bacaan yang sedang.

c.
Dibaca panjang satu alif, dua harokah seperti mad thobi’ie biasa. Ini bacaaan yang pendek.


Misalnya:
clip_image109clip_image111clip_image113clip_image115
clip_image117clip_image119clip_image121
7)
Mad shilah qoshiroh ( clip_image123)


Shilah artinya berhubungan. Qoshiroh artinya pendek. Hukum bacaan disebut mad shilah qoshiroh yaitu apabila ada ha’ kata ganti orang/benda ketiga clip_image125berada sesudah huruf yang berharokah. Cara membacanya dipanjangkan sampai satu alif atau dua harokah atau seperti panjang mad thobi’ie, demikian itu jika tidak didahului huruf mati/sukun atau tidak dihubungkan dengan huruf lain berikutnya. Misalnya:
clip_image127clip_image129clip_image131clip_image133
clip_image135clip_image137clip_image139
Ha’ dlomir yang didahului huruf sukun atau dihubungkan dengan huruf lain berikutnya, membacanya tidak boleh dipanjangkan. Contoh ha’ dlomir yang didahului huruf sukun:
clip_image141clip_image143clip_image145clip_image147clip_image149
Kecuali sati didalam al qur’an yaitu: clip_image151Ha’ dlomir dalam fihi harus dibaca panjang.
Contoh ha’ dlomir yang dihubungkan dengan huruf lain berikutnya:
clip_image153clip_image155clip_image157
clip_image159clip_image161

8)
Mad shilah thowilah ( clip_image163)


Thowilah artinya panjang. Hukum bacaan disebut mad shilah thowilah yaitu bila mad shilah qoshiroh bertemu dengan hamzah. Cara membacanya seperti bacaan mad jaiz munfashil, artinya boleh dipanjangkan sampai dua setengah alif atau satu alif seperti mad thobi’ie. Umpamanya:
clip_image165clip_image167
clip_image169clip_image171

9)
Mad ‘iwadl ( clip_image173)


‘iwadl artinya ganti tanwin. Tanwin diganti dengan mad. Hukum bacaan disebut mad ‘iwadl, adalah bila ada fatchatain clip_image175pada huruf akhir kata yang diwaqofkan atau disebut mad pengganti tanwin sehingga tanwin tidak berbunyi lagi. Membacanya dipanjangkan satu alif seperti mad thobi’ie. Misal: clip_image177karena diwaqofkan, maka tidak lagi dibaca clip_image179tetapi dibaca clip_image181. contoh lain:
clip_image183clip_image185clip_image187clip_image189clip_image191clip_image193clip_image195

10)
Mad badal ( clip_image197)


Badal artinya perubahan. Hukum bacaan disebut mad badal yaitu apabila ada hamzah (clip_image033[2] ) bertemu dengan mad yang berasal dari hamzah sukun, kemudian hamzah ini diubah dan diganti dengan alif ( clip_image026[2]), wawu ( clip_image027[2]) dan ya (clip_image022[3]). Contoh-contoh:
clip_image199clip_image201clip_image203clip_image205clip_image207clip_image209


a.
clip_image211clip_image213asalnya clip_image215clip_image217

b.
clip_image219clip_image221asalnya clip_image223clip_image225

c.
clip_image227clip_image229asalnya clip_image231clip_image233

a.
Hamzah kedua pada kata clip_image235dan clip_image237diganti dengan huruf mad yang sesuai yaitu huruf alif, sehingga menjadi: clip_image239dan clip_image241kemudian clip_image243ditulis clip_image245dan clip_image247ditulisclip_image249

b.
Hamzah kedua pada kata clip_image251dan clip_image253diubah dan diganti dengan huruf mad yang sesuai yaitu huruf wawu sukun : clip_image027[3]Sehingga menjadi clip_image255dan clip_image257

c.
Hamzah ( clip_image033[3]) kedua pada kata clip_image259dan clip_image261diganti dengan huruf mad yang sesuai yaitu ya’( clip_image022[4]) sehingga menjadi clip_image263dan clip_image265. Cara membacanya dipanjangkan satu alif atau dua harokah seperti mad thobi’ie.
11)
Mad lazim charfi mukhoffaf ( clip_image267)


Charfi dari asal kata charef artinya huruf. Hukum bacaan disebut mad lazim charfi mukhoffaf ialah huruf-huruf diawal surat yang terdiri dari salah satu atau lebih dari huruf-huruf chaa’ ( clip_image269), yaa’ ( clip_image022[5]), tho’ ( clip_image271), ha’ (clip_image273), dan ro’ ( clip_image275). Huruf-huruf ini terhimpun dalam perkataan: clip_image277. Membacanya harus dipanjangkan satu alif atau dua harokah atau sama dengan panjang mad thobi’ie. Misal :
clip_image279clip_image281clip_image283clip_image285

12)
Mad lazim charfi mutsaqqol )clip_image287 (


Hukum bacaan disebut mad lazim charfi mutsaqqol ialah bila permulaan surat berupa salah satu atau lebih dari huruf-huruf yang delapan berikut: clip_image289clip_image291clip_image293clip_image295clip_image297clip_image299clip_image301clip_image303( Nun, qof, shod, ‘ain, sien, lam, Kaf, dan miem )Terkumpul dalam kalimat clip_image305dan sesudah mad terdapat suara huruf mati yang diidhgomkan atau ditasydidkan. Umpamanya:
clip_image307، clip_image309.
Membacanya harus dipanjangkan seperti mad lazim, yaitu tiga alif atau enam harokah.

13)
Mad lazim musyabba’ ( clip_image311)


Musyabba’ artinya dikenyangkan. Hukum bacaan disebut mad lazim musyabba’ adalah seperti mad lazim charfi mutsaqqol, hanya saja sesudah mad terdapat suara huruf mati yang tidak diidhgomkan atau ditasydidkan.
Membacanya harus dipanjangkan seperti mad lazim, yaitu tiga alif, misalnya:
clip_image313clip_image315clip_image317clip_image319clip_image321


Tidak ada komentar:

Posting Komentar