Insan kamil
akan terealisasikan dalam ibadah, semakin sempurna ibadah seseorang semakin
sempurna sifat kemanusiaannya. Oleh karenanya perlu sekali dijelaskan tentang
hakekat dan pilar ibadah.
Makna Dan
Macam Ibadah
Ibadah
secara etimologi bahasa Arab bermakna merendahkan diri dan tunduk. Asal makna
ibadah adalah kerendahan diri, sebagaimana perkataan orang Arab (???????? ?????????) berarti jalan yang dihinakan dan
diinjak-injak oleh manusia. Sedangkan secara terminology, para ulama
mengungkapkan banyak ibarat tentang makna ibadah ini, namun yang paling lengkap
adalah definisi yang diungkapkan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
yaitu: Ibadah adalah satu nama yang meliputi segala perbuatan dan perkataan
yang Allah ta’ala cintai dan ridhoi, baik yang dzohir ataupun yang
batin.
Dengan
demikian ibadah terbagi menjadi tiga, yaitu: Ibadah hati, Ibadah lisan dan
Ibadah anggota badan.
a. Ibadah
Hati
Ibadah hati
meliputi perkataan dan perbuatan hati. Perkataan hati adalah pembenaran dan
keyakinan, seperti firman Allah:
وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ
هُمُ الْمُتَّقُونَ لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ
الْمُحْسِنِينَ
Dan orang
yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb
mereka.Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik. Azzumar: 33-34
Dan
firmanNya:
وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ
Dan
demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang
terdapat) dilangit dan dibumi, dan ( Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu
termasuk orang-orang yang yakin. Al An’am :75
Serta
firmanNya:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. Al Hujurat: 15
Demikian
juga firman Allah ta’ala dalam mengisahkan orang munafiq:
يَقُولُونَ بِأَفْواهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ
Mereka
mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah
lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. Ali Imran : 167
Sedangkan
perbuatan hati berupa niyat, ikhlash, cinta, ketundukan, tawakal dan yang
sejenisnya. Allah berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ
وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya,
bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal. Al Anfaal: 2
b. Ibadah
lisan
Ibadah lisan
meliputi perkataan dan perbuatan lisan. Perkataan lisan berupa mengucapkan dua
kalimat syahadat. Allah ta’ala berfirman:
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا
وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ
وَالأسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ
رَبِّهِمْ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah
(hai orang-orang mu’min):”Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’kub dan
anak cucunya, dan apa yang telah diberikan kepada Musa dan ‘Isa serta apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb-nya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun
di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. Al Baqarah: 136
Sedangkan
amalan lisan adalah amalan yang tidak dilakukan kecuali dengan lisan, seperti
membaca Al Qur’an dan dzikir serta wirid. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا
الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ
تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi. Faathir :29
c. Ibadah
anggota tubuh
Ibadah
anggota tubuh disini adalah amalan anggota tubuh selain lisan berupa amalan
yang tidak dilakukan kecuali dengannya, seperti sujud, ruku’ dan lain-lainnya.
Allah ta’ala
berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا
وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ وَجَاهِدُوا
فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي
الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ
الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ
وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Hai
orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan
perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu di
jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia
sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian
orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur’an) ini, supaya
Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atau
segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah
kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung
dan sebaik-baik Penolong. Al Hajj: 77-78
(Lihat tulisan Dr. Abdurrozaq Al ‘Abaad dalam kitab beliau Ziyadatul Iman Wa Nuqshanuhu, hal: 22-24).
Jadi ibadah
meliputi seluruh amalan hamba yang diridhoi dan dicintai Allah.
Dasar Dan
Pilar Ibadah
Ibadah
adalah perkara tauqifiyah tidak diambil kecuali dari Al Qur’an dan Sunnah
nabiNya. Semua ini karena ibadah merupakan hak khusus Allah Ta’ala, maka tidak
boleh menetapkannya kecuali Allah ta’ala melalui wahyuNya yang
diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam baik berupa
Al Qur’an ataupun Sunnah. Kalau demikian ibadah itu hanyalah mencontoh dan
mentaati perintah Allah ta’ala dan rasulNya Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Sedangkan selainnya tertolak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
???? ?????? ??????? ?????? ???????? ????????? ??????
?????
Barang siapa
yang melakukan satu amalan (ibadah) yang tiada padanya perintah kami maka ia
tertolak. Hadits
riwayat Muslim
Sedangkan
pilar ibadah ada tiga yaitu cinta (hubb), takut (khaof) dan rasa harap (raja’).
Rasa cinta harus dibarengi dengan ketundukan dan kerendahan diri kepada Allah ta’ala
dan rasa takut harus dibarengi dengan rasa harap. Ini semua merupakan pilar
ibadah dan porosnya yang beredar diatas perintah dan syari’at Allah ta’ala
dan RasulNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Demikianlah
Allah ta’ala menjelaskan sifat orang mukmin dalam firmanNya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ
عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ
مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang mutad dari agamanya,
maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan
merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang
mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan
Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah
karunia Allah, diberikan-Nya kepada siap yang dihendaki-Nya, dan Allah Maha
Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Al Maidah 5:54
Dan Allah ta’ala
berfirman:
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى
وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ
وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
Maka Kami
memperkenankan do’anya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan
isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a
kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’
kepada Kami. Al Anbiya’:
90
Sebagian
salaf menyatakan: “Siapa yang menyembah Allah Ta’ala hanya dengan kecintaan
(Rasa Hubb) semata, mak ia seorang zindiq. Siapa yang menyembah Allah Ta’ala
hanya dengan rasa harap (Roja’) semata, mak ia seorang murji’. Siapa yang
menyembah Allah ta’ala hanya dengan rasa takut (Khouf) semata, maka ia seorang
Haruriy. Siapa yang menyembah Allah ta’ala dengan kecintaan, rasa takut dan
rasa harap, maka ia seorang mukmin muwahid”
Demikian
pilar dan dasar ibadah. Jelaslah salah pernyataan yang menyatakan bahwa ibadah
yang sempurna adalah ibadah yang dilakukan semata karena kecintaan, tanpa
mengharap syurga dan takut adzab Allah ta’ala. wabillahittaufiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar