Minggu, 05 Februari 2012

Antara Kebenaran dan “Pembenaran”

Antara Kebenaran dan “Pembenaran”

Semua anak Adam selalu menginginkan terjadinya hal-hal yang benar, selalu ingin perilaku dan tindak tanduknya dinilai benar, selalu berharap orang lain memberikan kepadanya hal-hal yang benar…. Tetapi ternyata….. Ternyata hal-hal yang dianggap benar, atau dinilai benar tidak semuanya berdasarkan pada Kebenaran. Terkadang hal-hal yang terlihat atau tampak benar sebenarnya hanyalah berdasarkan pembenaran semata. Tidak semua kesalahan sulit dibungkus dengan retorika pembenaran. Tidak semua hawa nafsu telanjang tanpa pakaian pembenaran. Tidak semua kepalsuan terlihat apa adanya.

Ada jarak yang jauh antara kebenaran dengan (yang sekedar) pembenaran. Karena:

Kebenaran bersumber dari Allah, sedangkan pembenaran bersumber dari hati yang sakit.

Allah berfirman tentang kebenaran:

147. kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu. (al-Baqarah: 147)

Sementara tentang pembenaran Allah berfirman:

10. dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

11. dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (al-Baqarah: 10-11)

Kebenaran menenteramkan hati, sementara pembenaran hanyalah membuat hati guncang dan ragu.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits diriwayatkan dari Wabishoh bin Ma’bad:

جِئْتَ تَسْأَلُنِي عَنْ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ؟ قُلْتُ نَعَمْ فَجَمَعَ أَصَابِعَهُ الثَّلَاثَ فَجَعَلَ يَنْكُتُ بِهَا فِي صَدْرِي وَيَقُولُ يَا وَابِصَةُ اسْتَفْتِ نَفْسَكَ الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَاطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي الْقَلْبِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ رواه أحمد

“Engkau bertanya kepadaku tentang kebaikan dan dosa.” Wabishoh menjawab, “Iya wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah mengumpulkan tiga jarinya dan menusukkannya ke dada Wabishoh, dan bersabda, ” Wahai Wabishoh, tanyalah hatimu. Kebaikan adalah sesuatu yang membuat hatimu tenang dan jiwamu tenteram. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang mengganjal di hatimu dan mengguncang dadamu, meskipun orang-orang sudah memberimu jawaban. (HR Ahmad juz 37 hal. 438 no. 17315)

Kebenaran bertahan lama, sementara pembenaran cepat atau lambat akan tersingkap kepalsuannya.

17. Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. (ar-Ra’du: 17)

Kebenaran melahirkan kebaikan, sedangkan pembenaran melahirkan kerusakan.

Tentang akibat masyarakat yang menegakkan kebenaran Allah berfirman,

96. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (al-A’raf: 96)

Tentang masyarakat yang didominasi oleh dosa Allah berfirman,

41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(ar-Rum: 41)

Kebenaran terkadang kurang populer, sedangkan pembenaran selalu mengandalkan popularitas.

Allah berfirman:

116. dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah menduga-duga. (al-An’am: 116)

Sedangkan tentang orang-orang munafiq Allah menceritakan bagaimana mereka memakai sumpah palsu untuk mendapatkan popularitas, Allah berfirman,

62. mereka (orang-orang munafiq) bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, Padahal Allah dan Rasul-Nya Itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin. (at-Taubah: 62)

Allah juga berfirman

204. dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras. (Al-Baqarah: 204)

Kebenaran adalah sesuatu yang diperjuangkan orang mukmin, sementara pembenaran adalah hal selalu dipakai oleh orang munafik.

Nabi Syu’aib a.s. mengatakan

“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (Hud: 88)

Nabi Syu’aib ketika mengatakan kebaikan, dia dalam posisi memperjuangkan kebenaran yang kadang tidak mendatangkan keuntungan untuknya.

Sedangkan pengguna topeng pembenaran menggunakan retorika untuk membela kepentingan dan mempertahankan zona amannya.

62. Maka Bagaimanakah halnya apabila mereka sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, Kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna”.

63. mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasehat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (an-Nisa’: 62-63)

Pencari kebenaran selalu mengintrospeksi dirinya, sedangkan pengguna pembenaran selalu menutupi cacatnya.

Rasulullah bersabda,

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ رواه الترمذي وابن ماجه

“Orang yang pandai adalah yang mengekang jiwanya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang lemah adalah yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan banyak berangan-angan terhadap Allah. (HR at-Turmudzi dan Ibnu Majah)

Kebenaran terkadang pahit dan tidak sesuai dengan hawa nafsu sedangkan pembenaran selalu mengikuti hawa nafsu.

Rasulullah SAW bersabda,

حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ رواه البخاري ومسلم واللفظ له

“Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Kebenaranlah yang pada akhirnya bermanfaat di akhirat, sedangkan pembenaran hanya akan mempersulit hisab seseorang.

13. pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.

14. bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri,

15. meskipun Dia mengemukakan alasan-alasannya. (al-Qiyamah: 13-15)

Semoga Allah memberi petunjuk dan kekuatan pada kita semua untuk mengetahui dan mengikuti kebenaran di mana pun dan kapan pun. Amiin. Wallahu a’lam

***&&***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar